Sunday, 8 April 2012

Psikologi Sekolah

Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi Psikologi Sekolah adalah salah satu dari beberapa bidang psikologi pendidikan sehingga kedudukannya sangatlah penting. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan Psikologi Pendidikan adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan pada sistem atau metode pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan adalah memberikan pengetahuan riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar, mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, dan pengelolaan organisasi sekolah. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik , sosialisasi, dan emosi. Psikologi sekolah juga bertujuan untuk membentuk mind set anak. Maka perbedaan psikologi pendidikan dan psikologi sekolah dapat dilihat dari ruang lingkupnya. Psikologi pendidikan bergerak dalam bidang yang luas, sedangkan psikologi sekolah hanya bergeak dalam ruang lingkup sekolah. Psikologi pendidikan berhubungan dengan cara pengajaran, sedangkan psikologi pendidikan berhubungan dengan anak didik di sebuah sekolah, contohnya seperti memberikan nasehat mengenai masalah yang ada di dalam sekolah, pembinaan murid dan guru, pengembangan kognitif, kreatif, etik, dan juga pengembangan kemampuan siswa dalam ruang lingkup sekolah. Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan Sebagai lembaga pendidikan, sekolah diharapkan mnejadi sarana dimana terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang berperilaku buruk menjadi lebih baik. Tentu saja hal ini hanya dapat terjadi apabila semua bagian-bagian dari perubahan tersebut saling mendukung prosesnya. Maksudnya adalah jika di sekolah dasar, anak – anak telah diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun di rumah seorang murid tempat sampah hanya tersedia di tempat yang sulit dijangkau oleh seorang anak berumur tujuh tahun, sehingga anak tersebut malas untuk melaksanakan perbuatan yang baik tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika dirumah seorang anak diajarkan untuk selalu menyapa guru – guru disekolah, namun para guru disekolah cenderung mengacuhkan anak murid tersebut, maka usaha orangtua untuk memperbaiki sikap anaknya tersebut akan sia – sia. Jika seluruh komponen dalam dinamika tersebut telah bekerjasama untuk mendukung proses tersebut, maka sangat besar kemungkinan perubahan menuju arah yang lebih baik akan terjadi. Metode yang Dapat Digunakan dalam Sistem Pengajaran di Sekolah Metode belajar – mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, murid, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dll. Metode yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek). Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang guru terhadap kelasnya. Guru dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan. Metode ceramah adalah metode mengajar yang sampai saat ini masih mendominasi atau paling banyak digunakan guru dalam dunia pendidikan Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya. Metode ini merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah, apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka siswa / anak didik dapat langsung menanyakan pada guru. Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya. Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya. Permasalahan – permasalahan yang Terjadi di Sekolah dan Solusi Pemecahan Masalah Sekolah adalah lingkungan yang sangat kompleks, tempat yang memungkinkan bertemunya berbagai macam orang berbeda. Segala perbedaan tersebut memberi peluang untuk terjadinya permasalahan dan konflik jika tidak disikapi dengan benar. Berikut ini akan dipaparkan beberapa permasalahan dan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Perilaku Menyimpang Contoh kasus: seorang murid yang tidak bisa duduk tenang di bangku atau bergoyang-goyang saat presentasi di depan kelas Hal ini disebabkan oleh rasa nervous yang berlebihan dan dapat diatasi dengan bantuan pengajar yang menenangkan murid tersebut dengan mengalihkan perhatian murid bermasalah tersebut dari kegugupannya dengan melontarkan lelucon ataupun menyemangatinya. Perilaku Bermasalah Contoh kasus: murid yang malu bertanya Hal ini biasanya terjadi karena beberapa hal seperti: tidak biasa untuk bertanya, takut pertanyaaannya terdengar konyol, tidak suka menjadi pusat perhatian. Solusi untuk hal ini mungkin adalah dengan menunjuk pasti anak tersebut dan memintanya untuk bertanya tentang hal yang ia ingin ketahui. Penyesuaian Diri yang Salah Contoh kasus: murid yang menyontek pekerjaan temannya Hal ini seharusnya dapat diselesaikan dengan memberikan peringatan maupun hukuman yang membuat dia mengerti bahwa tindakan yang dia lakukan tersebut salah dan tidak hanya merugikan teman yang dia contek tetapi juga merugikan dirinya sendiri. Terdapat beberapa kasus lainnya seperti bullying/penindasan yang sering dilakukan oleh senior terhadap junior. Kasus inilah yang paling sering terjadi sekarang dan harus ditindak dengan benar. Salah satu cara untuk menghentikan penindasan ini adalah memperketat peraturan sekolah tentang isu tersebut, contoh: memberikan sangsi untuk anak yang terlibat penindasan. Beberapa cara lain juga dapat dilakukan seperti melakukan sosialisasi bagi tiap murid untuk menyadari diri mereka sendiri, memperkuat pelajaran agama, karena agama adalah cara yang paling efektif untuk menahan diri seseorang dari perbuatan yang salah. Cara lain tersebut juga dapat dilakukan untuk masalah-masalah lainnya. Namun, komunikasi efektif antara orangtua dan para pendidik di sekolah akan sangat membantu untuk mencegah berbagai permasalahan yang mungkin terjadi. Fungsi dan Peran Psikolog Sekolah dan Perlunya Psikolog Sekolah Dalam pelaksanannya, psikolog sekolah berhadapan langsung dengan murid secara perorangan, kelompok murid, murid per kelas, guru secara perorangan, kelompok guru , tenaga administrasi. Psikolog sekolah sangat berperan penting dalam pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik di sekolah: Pelaksanaan tes  Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa  Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya  Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa Psikolog sekolah bekerja dengan masing-masing siswa dan kelompok siswa untuk mengatasi masalah perilaku, kesulitan akademis, cacat dan isu-isu lainnya. Mereka juga bekerja dengan guru dan orang tua untuk mengembangkan teknik untuk menangani dengan rumah dan perilaku kelas. Tugas lainnya termasuk siswa pelatihan, orangtua dan guru tentang bagaimana mengelola situasi krisis dan masalah penyimpangan. Psikolog Sekolah juga bertindak sebagai pendidik oleh orang lain dalam membantu memahami lebih lanjut tentang perkembangan anak, masalah perilaku dan teknik perilaku manajemen. Hal – Hal yang Diberikan dalam Kaitanya dalam Layanan Psikolog Sekolah Berikut layanan yang diberikan oleh seoran psikolog sekolah : Membantu pihak sekolah, khususnya guru, dalam menangani siswa sekolah yang mengalami masalah psikologis. Membantu orangtua menangani masalah yang ada pada anak mereka yang bersekolah di sekolah. Membantu siswa baik secara individual maupun kelompok untuk menangani masalah yang mereka hadapi di sekolah dan rumah. Memberikan pengarahan dan pelatihan secara berkala untuk para guru berkaitan dengan perkembangan anak dan permasalahan psikologis lainnya. Memberikan seminar / workshop / sharing session pada orangtua secara berkala. Membantu pihak sekolah dalam proses seleksi siswa baru. Membantu pihak sekolah dalam proses rekrutmen dan seleksi guru. Penanganan masalah pada siswa yang dilakukan di sekolah meliputi: observasi ; evaluasi / tes psikologis; wawancara dengan siswa & orangtua ; memberikan konseling baik bagi siswa maupun orangtua ; bekerja sama dengan guru dalam menangani siswa ; dan memberi rujukan. Perbedaan antara Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan Guru BK Seorang psikolog pendidikan berkaitan dengan membantu anak – anak atau remaja yang mengalami masalah dalam pengaturan pendidikan dengan tujuan meningkatkan proses belajar mereka. Tantangan dapatmencakup masalah – masalah sosial ,emosional, atau kesulitan belajar. Pekerjaan dalam lingkup individual atau kelompok, menasehati guru, orangtua, pekerjasosial, dan profesional lainnya. Kinerja melibatkan penilaian dari pengamatan anak menggunakan wawancara dan bahan uji. Mereka menawarkan berbagai intervensi yang tepat seperti belajar program dan kerja kolaboratif dengan guru atau orangtua. Psikolog pendidikan juga memberikan pelatihan in-service untuk guru dan profesional lain pada isu – isu seperti perilaku dan manajemen stres. Pekerjaan juga melibatkan penelitian dan memberikan nasehat mengenai ketentuan dan kebijakan pendidikan. Seorang psikolog sekolah adalah jenis psikolog yang bekerja dalam sistem pendidikan untuk membantu anak – anak dengan masalah emosional, sosial, dan akademik. Tujuan dari psikolog sekolah adalah untuk berkolaborasi dengan orangtua , guru, dan siswa untuk mempromosikan lingkungan belajar yang sehat yang berfokus pada kebutuhan anak-anak. Menurut National Association of Sekolah Psikologi (NASP), terdapat 5 ( lima ) wilayah utama dimana psikolog sekolah menyediakan jasa: 1. Konsultasi 2. Evaluasi 3. Intervensi 4. Pencegahan 5. Penelitian dan Perencanaan Bimbingan konseling menempati bidang pembimbingan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian bimbingan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara optimal. Bimbingan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, bimbingan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap. Tugas Guru BK/Konselor Menurut PP No. 74 Tahun 2008 : Guru bimbingan konseling / konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pembimbingan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan konseling / konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah. Tugas guru bimbingan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam: Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami serta menilai bakat dan minat. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah / madrasah secara mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pembimbingan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. Sumber : http://www.scribd.com/doc/51709600/172/Psikologi-sekolah http://kafeilmu.com/2012/02/beberapa-metode-belajar-mengajar.html http://www.prospects.ac.uk/educational_psychologist_job_description.htm http://psychology.about.com/od/psychologycareerprofiles/p/schoopsych.htm http://adikirma.com/tentang_adik_irma_layanan_psikologi.php http://www.psychologymania.com/2011/09/peran-psikolog-dalam-dunia-pendidikan.html http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/03/perbandingan-psikolog-pendidikan-dengan-guru-bpbk/

Friday, 6 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Pra-sekolah

Sulistia Putri (11-017) Novika Susi Lestari (11-025) Gustrispa Naomi (11-035) Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah  Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Pendidikan usia Pra Sekolah –atau biasa disebut pendidikan anak usia dini- tenyata memberikan dampak positif untuk perkembangan seorang anak yang meliputi aspek sosial, emosi, kognitif dan fisik anak. Berikut uraiannya: 1.      Perkembangan Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat. Usia prasekolah memberi kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu. Kemampuan bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Banyaknya teman juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa lebih leluasa memutuskan kepada siapa akan curhat. Ciri Sosial Ciri Anak Prasekolah atau TK a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda. b) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti. c) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among preschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a. Tingkah laku unoccupied. Anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b. Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c. Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d. Bermain pararel. Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e. Bermain asosiatif. Anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri. f. Bermain Kooperatif. Anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan. 2.      Perkembangan Emosional Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi. Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk anak usia prasekolah, kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari anak mengungkapkan emosinya. Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk menjaga hak-haknya tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut, kondisikan agar anak melakukan pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal, “Itu mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan mengambil kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun. Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah : a) Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. b) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.(Ananda 2010). 3.      Perkembangan Kognitif 1.        Pada umur ini, anak-anak biasanya sudah pintar dalam merangkai kata-kata untuk dapat mengemukakan pendapatnya ataupun hanya berbicara karena dia menginginkannya. Dianjurkan bagi para orangtua ataupun pengasuh anak untuk mendengarakan dan mencoba untuk mengerti apa saja yang ingin dia tanyakan di publik. 2.        Integrasi, minat , kasih sayang, dan juga kesempatan merupakan interaksi yang harus sering dilakukan oleh institunsi agar dapat mengembangkan kompetensi anak. Interaksi yang dimaksud adalah kegiatan secara langsung yang divariasikan secara baik dan benar. 3.        Mendorong anak untuk mulai mengembangkan soft-skills tersebut dan juga mendorong anak yang manja ataupun suka bergantung pada orang lain untuk dapat memahami apa itu kemandirian 4.        Anak pada usia ini telah dapat berpikir secara logis, kritis, dan kreatif mengenai lingkungan alam, sosial, memberi alasan, banyak berperan dalam kehidupan sosialnya dan mampu menghargai keragaman sosial budaya. 4.      Perkembangan Fisik Perkembangan fisik bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk keseimbangan, mengontrol gerakan halus. Proses perkembangan fisik merupakan proses pematangan yang terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai level lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkatan puncak dari perkembangan fisik ini perkembangannya dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama. Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Masa di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua maupun pengasuh yang sering khawatir apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilannya pada level normal. Ada dua jenis keterampilan motorik: Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar seperti lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan. Dengan demikian pendidikan anak pada usia dini sangat penting sebagai penunjang untuk tumbuh kembang fisik serta motorisnya yang lebih baik untuk perkembangan fisiknya dimasa-masa berikutnya. Perkembangan Fisik Anak Usia Dini | belajarpsikologi.comhttp://pgtk--darunnajah.blogspot.com/2011/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-usia.html