Friday 11 May 2012

Blended Learning Menurut Thorne (2003), blended learning adalah perpaduan dari: teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online dan video-streaming. Semua ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan satu-satu. Blended learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi juga gaya si pembelajar. Sebenarnya istilah ini digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Ditinjau dari segi bahasa blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline). Dan sekarang, blended menjadi kian populer, karena semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai blended learning. Dalam metodologi penelitian, digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapula yang menyebut di dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning). Pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik. Dalam kegiatan blended learning ini, pelatihan oleh Instruktur peran instruktur/fasilitator sangat penting dalam membangun pengetahuan para peserta pelatihan. Interaksi yang dibangun oleh instruktur dan peserta menjadi hubungan antar manusia. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki instruktur dapat dilakukan di ruang kelas, misalnya instruktur dapat menjelaskan sambil bercerita lucu dan menarik sehingga tidak membosankan. Mereka dapat menarik antusias untuk belajar lebih lanjut berdasarkan pengalaman belajar yang diangun dikaitkan dengan pengalaman yang telah dimiliknya. Mereka dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan serta mengkondisikan kelas berdasarkan keadaan. Kelebihan blended learning: 1. "Students not only learned more when online sessions were added to traditional courses, but student interaction and satisfaction improved as well." DeLacey and Leonard, Harvard Business School, 2002. (para murid tidak hanya belajar dari online, tetapi juga interaksi sesama) 2. "Providing several linked options for learners, in addition to classroom training, increased what they learned." Peter Dean (this is quoted everywhere but I haven't found the study although, experientially this is the case.) (memberikan berbagai pilihan terhadap pelajar tentang apasaja yang dapat dipelajari) 3. Speedier performance was detected on real world tasks by those who learned through blended strategies as opposed to those that learned via e-learning along. Thomson & NETg, 2003. 4. "Adults don't just "learn" in one way. Likewise, associations should not make the mistake of providing just one way for adult learners to receive their educational content." by Judith Smith Kekurangan blended learning : • Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung. • Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online. • Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi • Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet Testimoni: Blended learning hanya dapat dilakukan secara maksimal jika segala hal yang dibutuhkan seperti: wifi/modem, laptop/notebook lengkap dengan charger dan stop kontak memadai, dan yang paling penting adalah instruktur yang mau membimbing dan mengarahkan anak didiknya.

No comments:

Post a Comment