Anggota Kelompok :
* Gustrispa Naomi Sirait ( 11-035 )
Topik : Peran Teknologi sebagai Media
Belajar pada Siswa SMA
Judul : Gambaran Peran Smartphone dalam Dunia Belajar Siswa SMA
Sutomo I
I.
PERENCANAAN
A.
Pendahuluan
Sekarang ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi sudah sangat berkembang dalam berbagai hal, baik untuk bisnis,
pendidikan, pergaulan, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan semakin majunya
pengetahuan umat manusia. Menyadari pentingnya hal tersebut, topik yang akan
diangkat dalam penelitian kali ini adalah “Peran teknologi sebagai media belajar
pada siswa SMA”.
Adapun topik tersebut dipilih karena
peran teknologi tidak terlepas dari dunia pendidikan sekarang ini. Dari tahun
ke tahun, dunia pendidikan semakin dimodifikasi berhubungan dengan kemajuan
teknologi. Contohnya saja pada tahun 90-an, anak-anak maupun orang dewasa belum
semuanya menggunakan telepon genggam. Pada tahun 2000-an telepon genggam sudah
mulai banyak dipergunakan secara umum dan telepon genggam itu sendiri juga
sudah muncul berbagai jenis. Semakin bertambahnya waktu, telepon genggam juga
semakin canggih. Sekarang ini, sudah muncul berbagai jenis telepon genggam
seperti smartphone, android, dsb. Hal tersebut juga
menyebabkan anak-anak zaman sekarang sudah tidak asing lagi untuk
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Landasan Teori
1. Smartphone
Telepon pintar
(smartphone)
adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, dan
kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer.
Secara umum, smartphone adalah sebuah
ponsel multifungsi yang menggabungkan beberapa fungsi dari sebuah PDA, seperti personal scheduler, kalender dan phonebook. Sebuah smartphone dilengkapi dengan kemampuannya untuk mengakses internet,
cek e-mail, memainkan online game sampai menulis dan mengedit
dokumen spreadsheet seperti file
Microsoft Word dan Excel layaknya sebuah komputer mini. Oleh karena itu,
seperti halnya pada komputer, Anda juga dimungkinkan untuk membuat sebuah
aplikasi yang selanjutnya dapat dijalankan pada smartphone.
Berikut
adalah ciri-ciri smartphone :
- Sistem Operasi
Ini merupakan ciri yang paling utama
dari sebuah smartphone. Ponsel bisa
disebut smartphone kalau didalamnya
sudah dibenamkan sebuah sistem operasi. Contoh dari sistem operasi Android, Symbian, Windows Mobile, dll.
- Perangkat Keras
Setiap smartphone harus memiliki dukungan perangkat keras yang mampu menjalankan
sistem operasi yang telah dibenamkan di dalamnya. Perangkatnya sama dengan
sebuah PC hanya saja dalam ukuran
yang kecil.
- Pengolah Pesan
Satu lagi hal yang didapat dalam smartphone yaitu pengolah pesan yang
lebih dari ponsel biasanya. Smartphone
memiliki keunggulan dalam mengolah pesan yaitu berupa pesan elekronik (e-mail).
- Mengakses Internet / Web
Kemampuan lain yang dimiliki oleh
sebuah smartphone adalah bisa
digunakan mengakses web / internet dan konten yang disajikan di browser-nya, sudah hampir mendekati
seperti layaknya kita mengakses web lewat komputer.
- Aplikasi
Hal yang membuat menyenangkan adalah smartphone
dapat dijejali berbagai aplikasi, selama aplikasi tersebut sesuai dengan
sistem operasi yang ada. Biasanya untuk mendapatkan aplikasi, para
produsen smartphone telah
menyediakan tempat khusus untuk berbelanja aplikasi.
- Keyboard QWERTY
Ini adalah yang membuat tampilan smartphone terlihat begitu berbeda, dia
memiliki keyboard qwerty. Walau saat ini sudah banyak ponsel biasa yang
mengusung keyboard semacam ini. Namun keyboard qwerty pertama kali
diadopsi oleh smartphone.
- Office
Kelebihan lainya adalah aplikasi pengolah data-data office. Setiap smartphone
memiliki kemampuan semacam ini yang dapat diperoleh dengan
menginstal apilkasi office.
Aplikasi semacam ini dapat diinstal sendiri ataupun bawaan dari pabrik.
Fungsi-fungsi smartphone meliputi :
- Menggantikan komputer
- Viewer
- Editing
- Office
- Email
- Internet
- Menelepon
- Mengirim pesan pendek (SMS)
2. Siswa
a.
Pendekatan sosial
Siswa
adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota
masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan
keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Siswa perlu
disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan
dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai
dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat
sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi dengan rekan
sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam
situasi inilah nilai-nilai sosial yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap
melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
b. Pendekatan Psikologis
Siswa
adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Siswa memiliki
berbagai potensi manusiawi, seperti bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal,
dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses
pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara
menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas
dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur,
kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan,
misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling
berhubungan.
c.
Pendekatan edukatif / paedagogis
Pendekatan
pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan
kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa/i
kelas SMA 1 dengan jangkauan umur 14-16 tahun dimana siswa/i yang bersangkutan
sedang berada pada tahap masa remaja. Peneliti memilih subjek tersebut karena
memandang bahwa masa tersebut merupakan masa dimana permulaan menggunakannya smartphone dengan optimal dan untuk anak
yang berada di bawah umur tersebut dianggap belum mahir dalam menggunakan smartphone.
Menurut J.J. Piaget,
remaja berada pada tahap operasi formal, yaitu tahap berpikir yang dicirikan
dengan kemampuan berpikir secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada
usia remaja, operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek
konkrit seperti usia sebelumnya, tetapi dapat pula dilakukan
pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan kondisi hipotetik (yang
bersifat abstrak dan logis).
Dibandingkan anak-anak, remaja memiliki
kemampuan lebih baik dalam berpikir hipotetis dan logis. Remaja juga lebih
mampu memikirkan beberapa hal sekaligus – bukan hanya satu – dalam satu saat
dan konsep-konsep abstrak (Keating, dalam Carlson, dkk.,1999). Menurut Nettle
(2001), remaja juga dapat berfikir tentang proses berpikirnya sendiri, serta
dapat memikirkan hal-hal yang tidak nyata – sebagaimana hal-hal yang nyata –
untuk menyusun hipotesa atau dugaan.
Dengan demikian, peneliti memutuskan
untuk memilih remaja (siswa kelas X Sutomo I) sebagai subjek penelitian.
C.
Alat atau Bahan
1. Kuesioner
sebagai alat ukur tes
2. Printer
untuk mencetak
kuesioner
3. Kamera
untuk dokumentasi
D. Analisis
Data
Kuesioner sebagai alat ukur yang terdiri
atas 30 item dibagikan dan diisi oleh dua kelas yang berbeda, yakni kelas X-1
dan X-21. Hasil data yang diambil bertujuan untuk melihat apakah fungsi-fungsi
yang terdapat di dalam smartphone
berguna bagi kedua kelas tersebut dalam dunia belajar mereka. Maka, kuesioner
kemudian dikategorisasikan dalam golongan berperan, netral, dan tidak berperan.
Skor tertinggi yang dapat dihasilkan yakni sebesar 30. Kemudian skor dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu kuartil atas, median, dan kuartil bawah. Data diolah dengan statistik deskriptif menggunakan tendency central berupa modus.
Berikut
adalah pembagian interval skor yang merepresentasikan masing-masing
kategorisasi :
- Apabila skor yang paling banyak didapat menunjukkan
rentang 0 hingga 7,5 (kuartil bawah), maka kesimpulannya adalah smartphone tidak berperan dalam dunia
belajar mereka.
- Apabila skor yang paling banyak didapat
menunjukkan rentang 7,5 hingga 22,5 (median), maka kesimpulannya smartphone termasuk ke dalam
kategorisasi netral dalam dunia belajar mereka.
- Apabila skor yang paling banyak didapat
menunjukkan rentang 22,5 hingga 30 (kuartil atas), maka kesimpulannya adalah smartphone berperan dalam dunia belajar mereka.
E. Objek
atau Subjek
Data yang
diambil dari sekolah SMA Sutomo 1 Medan dengan subjek penelitian adalah murid SMA 1 Sutomo
I. Populasi murid SMA kelas X di sekolah Sutomo 1 berjumlah sekitar
1056 orang, dan melihat keterbatasan waktu penelitian, sampel yang dipilih
berjumlah 40 orang yang diambil dari dua kelas dan dianggap mewakili populasi,
yakni dari kelas X-1 dan X-21.
F.
Jadwal Pelaksanaan
- 26 April 2012 : Penentuan topik dan judul
- 28 April 2012 : Menentukan asumsi teori yang dipilih
- 30 April 2012 : Menyusun pendahuluan dan landasan teori
- 1 Mei 2012 : Menyusun kuesioner
serta alat dan bahan
- 2 Mei 2012 : Menanyakan
ketersediaan SMA Sutomo
I untuk diteliti
- 3 Mei 2012 : Meminta surat izin
fakultas
- 7 Mei 2012 : Mendapat izin dari SMA
Sutomo 1 dan menentukan hari yang dipilih untuk melakukan penelitian
- 14 Mei 2012 : Melakukan penelitian ke SMA Sutomo
I dengan menyerahkan 40 kuesioner kepada kepala SMA Sutomo I untuk diisi
oleh siswa
- 18 Mei 2012 : Mengambil kuesioner yang telah
diisi , memberikan reward, dan dokumentasi
- 27 Mei 2012 : Menganalisis data
G.
Kalkulasi Biaya
1. Biaya
print kuesioner : Rp 800,-
2. Biaya
fotokopi kuesioner : Rp 24.000,-
3. Biaya
transportasi : Rp 20.000,-
4. Biaya reward :
Rp 17.000,- +
Total biaya : Rp 61.800,-
II.
PELAKSANAAN
Pada pelaksanaan
penelitian ini, kelompok berkumpul di lokasi tujuan penelitian, yaitu sekolah
SMA SUTOMO I, Jl. Letkol Martinus Lubis
No.7 Medan, yang berlangsung pada 14 Mei 2012, pukul 09.00 WIB. Sebelum memasuki gerbang sekolah, kelompok memeriksa terlebih dahulu barang-barang yang
telah dipersiapkan untuk melakukan penelitian, berupa kuesioner, reward dan kamera. Setelah semuanya lengkap, kelompok memasuki
gerbang sekolah dan meminta izin masuk dari satpam
untuk bertemu kepala sekolah. Sesampainya di kantor kepala sekolah, kelompok
menjelaskan mengenai tujuan penelitian dengan detail kepada kepala sekolah.
Berhubung karena peraturan
SMA SUTOMO I tidak mengizinkan tamu untuk berkunjung ke kelas-kelas, maka
kepala sekolah kemudian menyuruh salah satu pegawai untuk membantu kelompok
dalam membagikan kuesioner. Kelompok kemudian menjelaskan cara pengisian
kuesioner secara detail kepada pegawai tersebut. Berhubung pengisian kuesioner
tidak dapat langsung diisi pada saat itu karena dianggap dapat mengganggu
proses belajar, maka kepala sekolah SMA SUTOMO 1 Medan meminta kelompok untuk
kembali lagi pada tanggal 18 Mei 2012 untuk mengambil kuesioner, membagikan reward dan dokumentasi dengan beberapa
responden. Pada tanggal 27 Mei 2012, kelompok baru menganalisis data karena
seluruh anggota kelompok baru dapat berkumpul dan mengerjakannya bersama-sama.
III.
PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Laporan
Dari
data yang diperoleh dari 40 sampel , didapatkan :
- 16 siswa/i menyatakan bahwa smartphone
turut berperan (berguna) dalam dunia belajar mereka.
- 24 siswa/i menyatakan bahwa smartphone
bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
- Tidak ada satu orang pun yang
menyatakan bahwa smartphone tidak berperan dalam dunia belajar mereka.
Dari data-data yang diperoleh
tersebut,dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (26 murid SMA
kelas X Sutomo I) menyatakan bahwa smartphone
bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
Sifat netral disini
dapat diartikan bahwa subjek merasa smartphone
bermanfaat dalam dunia belajar mereka, seperti fungsi smartphone yang telah disebutkan pada landasan teori, yakni smartphone mempermudah subjek dalam
mencari informasi-informasi dan juga pengetahuan-pengetahuan baru yang up-to-date, smartphone menyediakan aplikasi notes yang dapat berguna sebagai
reminder mereka, aplikasi kamus yang dapat digunakan kapan saja, dan subjek
juga bisa menggunakan aplikasi pengolah data office yang terdapat di dalam smartphone
untuk menulis atau mengedit tugas mereka.
Namun, disamping
manfaat-manfaat positif yang telah disebutkan, smartphone juga memiliki dampak negatif dalam dunia belajar subjek.
Contohnya seperti, subjek tidak jarang menggunakan smartphone untuk hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran ketika
kelas sedang berlangsung. Hampir setengah dari jumlah subjek yang ada juga mengaku
sering mendengarkan lagu ketika kelas sedang berlangsung. Dan lebih dari
setengah subjek yang ada menyatakan bahwa apabila ketika mereka tidak bersama smartphone, mereka merasa kesulitan dan
tidak dapat belajar dengan baik. Akibatnya, subjek menjadi sangat bergantung
kepada smartphone. Kesimpulan ini
ditarik berdasarkan modus yang didapatkan dari data-data tersebut.
Poster
Awalnya kelompok merencanakan akan
memulai pengerjaan proyek mini ini sebelum UTS. Namun, berhubung banyaknya
tugas dan persiapan UTS, kelompok menunda pengerjaan proyek mini terus-menerus.
Lalu, sehari setelah UTS, kelompok segera berdiskusi untuk menentukan topik dan
judul proyek mini agar tidak semakin terbengkalai lagi. Biaya yang diprediksi
awalnya adalah sekitar Rp 50.000,- ternyata setelah pelaksanaannya, biaya
mencapai Rp 61.800,-. Secara garis besar, pengerjaan proyek mini ini berjalan
dengan lancar meskipun menemui banyak kendala.
Testimoni
Kelompok :
Waktu
yang diberikan untuk pengerjaan proyek mini ini sebenarnya sudah lebih dari
cukup. Namun, kesalahan kelompok adalah menunda pengerjaan terus menerus
sehingga terburu-buru dalam mengerjakan proyek mini ini. Semua kendala yang
kelompok hadapi memberi pelajaran kepada kelompok agar tidak menunda pekerjaan
lagi. Dengan adanya proyek mini ini, kelompok pun mendapat pengalaman yang
berharga dan berguna ke depannya.
* Gustrispa Naomi Sirait (11-035)
Mengambil peran sebagai anggota kelompok dalam menjalankan
suatu survey ini langsung ke lapangan adalah kali pertama saya lakukan. Saya
sangat tertarik dengan segala pengerjaan proyek mini ini. Sebenarnya untuk
menyelesaikan proyek ini tidak mudah, dibutuhkan kesungguhan dan kekompakan
kelompok dalam setiap detail dan pengerjaannya. Berhubung anggota kelompok saya
sangat bisa diandalkan, saya tidak merasa terbebani dengan proyek ini. Belum
lagi begitu banyak manfaat yang saya dapatkan dari pengerjaan proyek mini.
*Fera ( 11-037 )
Ini merupakan pertama kalinya saya melakukan survey secara
langsung. Saya belajar banyak hal selama pengerjaan proyek mini ini, misalnya
mulai dari bagaimana kerjasama kelompok untuk menentukan perencanaan, prosedur
melakukan survey ke tempat lain, bagaimana membuat suatu kuesioner, dan
semacamnya. Saya yakin proyek mini ini akan sangat bermanfaat bagi saya dan
teman – teman lainnya sebagai bekal apabila ingin melakukan penelitian kelak.
*Chindy ( 11-097 )
Membuat survey ( yang merupakan pertama kalinya bagi saya )
sangatlah tidak mudah, mulai dari perencanaan, pembuatan kuesioner hingga
analisis data. Tetapi dengan dilakukannya survey secara langsung ini, menambah
wawasan saya dalam melakukan survey dan di sisi lain mengakrabkan kelompok
karena sering berdiskusi dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Walaupun untuk mendapat hasil akhir tidaklah mudah.
*Fonds Novel ( 11-105 )
Membuat suatu penelitian itu tidaklah segampang yang
dibayangkan. Sangat diperlukan usaha yang maksimal dalam menyelesaikan
penelitian tersebut. Namun, hal ini telah menjadi pengalaman yang sangat
berharga dan sesuatu yang menyenangkan bagi saya. Dari yang pada awalnya tidak
mengerti apa-apa, hingga sekarang akhirnya mampu menyelesaikannya.
Dokumentasi dengan beberapa murid (partisipan) :
Referensi :