Sunday, 11 March 2012

Konvensional? Masih jaman?


Dari dulu kita semua tau proses belajar dan mengajar secara umum dilaksanakan dalam ruangan kelas. Tetapi, itu dulu, sekarang disaat tegnologi sudah menjamur di setiap aspek kehidupan kita, proses konvensional itu sudah mulai berubah. Belajar dan mengajar, dewasa ini tidak lagi harus dilaksanakan dalam kelas. Internet sudah seperti rumah kedua bagi pendidikan.
Proses belajar mengajar lewat internet, atau nama kerennya belajar online, sudah juga diterapkan dalam belajar saya pribadi. Seperti pada saat dosen pendidikan kami memberikan himbauan untuk mmbuat blog dan email, guna sebagai pelengkap media pendidikan.
Pada saat pertama kali kami diberikan tugas untuk membuat blog dan email, kami merasa terbebani. Yaiyalah, biasanya kami hanya menggunakan internet kalo gak google ya facebook, atau twitter. Ini kami dihimbau untuk membuat blog, tentu saja itu menjadi rumit untuk kami. Menjadi rumit, karena dengan sejujurnya kami mengakui bahwa kami sama sekali belum memiliki pengalaman dalam pembuatan blog. Mendengar sih sering, tapi membuat? Wah itu lain masalah.
Tetapi setelah kami jalani, mulai dari proses pembuatan gmail, setelah itu blog, ternyata hal tersebut cukup menarik. Walaupun banyak kendala yang dihadapi, apalagi kami sama sekali tidak tahu menahu tentang caranya mendesain sebuah blog. Setelah kami jalani, kami menjadi mengerti bahwa blog ini penting bagi kami mahasiswa, yang sudah seharusnyalah sebagai kaum terpelajar kami “meleek” akan segala sarana tegnologi pendidikan yang ada. Dari blog, kami sadari, banyak pengetahuan yang dapat kami lahap, dan yang paling penting, gratis! Dengan melihat – lihat isi dari blog – blog milik bloger lainnya, pengetahuan kami dapat menjadi semakin luas. Tidak lagi hanya dibatasi oleh dinding – dinding kelas. Himbauan untuk membuat blog pada matakuliah pendidikan di fakultas kami, sesuai dengan teori yang disampaikan oleh william James, yaitu tentang mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak. Pada hal ini, kami dibukakakn wawasan tentang pembuaan blog.
Selain banyaknya pengetahuan yang bisa didapat dari blog, blog juga mendekatkan hubungan antara pengajar dan murid asuhnya. Di dalam blog, pengajar dan murid dapat bersosialisasi seperti layaknya dua orang teman yang saling membagi pengalaman dan pengetahuan. Disini murid dituntut untuk dapat menjadi mitra aktif dari pengajar. Keaktifan murid  disini, serta adaptasi dengan lingkungan (tegnologi yang berkembang), sesuai dengan teori yang disampaikan oleh John Dewey, bahwa seorang anak lebih baik tidak belajar dengan duduk diam di kursi mereka, dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan.
Juga melihat fenomena yang berkembang akhir – akhir ini mengenai tegnologi pendidikan yang ada, seperti e-learning, e-mail , yang sudah makin dikenal oleh para pelajar. Khususnya untuk medan, walaupun penggunaan e-learning dalam pengajaran belum terlalu banyak digunakan, tapi penggunaan email sudah sangat dikenal. Email sudah sebagian besar digunakan para pelajar untuk pengumpulan tugas, dan pencarian pengetahuan. Atau bahasa kerennya berenang di internet. Para pelajar sudah banyak yang mengumpulkan tugasnya kepada guru mereka lewat email.
Tentu saja tidak hanya duduk diam di kelas sampai pegal karna kebanyakan duduk, dapat menjadi pilihan yang lebih menarik dalam mendapat pengetahuan. Tegnologi yang makin menjamur ini sekarang tidak lagi dapat dipisahkan dari pendidikan. Itulah mengapa penting bagi pelajar untuk melek akan tegnologi. Dan dari himbauan pembuatan blog ini sangat mendukung hal tersebut. Jadi, kalau ada alternatif yang lebih menarik dan menyenangkan, kenapa tidak dicoba? Selama itu positif dan memberikan kontribusi yang baik bagi penddikan kenapa tidak kita jelajahi?

Gustrispa Naomi Sirait / 111301035
Nurul Fadhillah / 111301107
Rossie Janette / 111301087

No comments:

Post a Comment